Pasar global untuk makanan ringan (snack) menurut Data Pasar Mintel (Desember,2020) menunjukkan tren positif yang meningkat dengan nilai 174 miliar dollar AS pada 2019 serta memiliki tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 3,9% hingga 2023 mendatang. Di tingkat volume, Tiongkok menduduki tingkat pertama penjualan produk makanan ringan yang disusul dengan Amerika Serikat, India, Jepang, dan Meksiko.
Konsumsi makanan ringan saat ini juga mengalami pergeseran dari fitrah awalnya sebagai makanan selingan. Kini produk makanan ringan menjadi fleksibel dapat dinikmati kapan pun. Ekspektasi terhadap makanan ringan juga mengalami perubahan dimana sebanyak 54% konsumen global mengatakan makanan ringan dapat membantu kebutuhan gizi yang diperlukan. “Tidak mengejutkan melihat perubahan ini, kesadaran akan hidup yang lebih sehat juga mendorong 51% konsumen global menukar konsumsi makanan ringan ‘tradisional’ mereka seperti cokelat dan konfeksionari dengan makanan ringan yang memiliki kandungan tinggi protein atau rendah gula,” jelas Senior Director, Product Strategic Management Glanbia Nutritionals, Brad Meyers dalam Live Webcast-Raise the bar : Rise of high-protein bars in Asia yang diselenggarakan oleh Buhler dan Glanbia Nutritionals pada 21 Januari 2021 lalu.
Persepsi Kesehatan dan Protein
Sebuah survei yang dilakukan oleh Health Focus International (Mei, 2019), menunjukkan bahwa konsumen (pembeli produk) di seluruh dunia lebih mementingkan proses pengurangan atau menjauhi produk-produk dengan penggunaan pemanis buatan, mengurangi konsumsi gula, dan menambah atau memperbanyak konsumsi serat, biji-bijian utuh, serta protein dalam pola konsumsi mereka saat ini. Keinginan untuk mengkonsumsi produk tinggi protein ini juga terus meningkat selama periode tahun 2005-2019.
Sebanyak 41% konsumen menginginkan ada kandungan protein dalam pola konsumsi mereka. Protein menjadi komponen yang penting karena manfaatnya yang sangat luas pada berbagai aspek. Protein menyumbang manfaat pada berbagai aspek fisik seperti Kesehatan tulang, mendukung kesehatan rambut, kulit dan kuku. Di aspek lain seperti aspek mental, protein juga bermanfaat untuk membantu menyuplai gizi pada otak dan energi untuk mental.
“Dengan segudang manfaat tersebut, 70% responden pada suatu survey mengatakan bahwa jika makanan ringan memiliki kategori dengan penambahan protein lebih banyak, maka mereka akan segera mengategorikan produk terseut sebagai produk yang lebih menyehatkan,” tambah Meyers. Secara spesifik, makanan ringan berupa bar protein juga mengalami pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan jenis bar lainnya. “Saat ini, bar merupakan bentuk makanan ringan yang sangat dipilih karena karakteristiknya yang memiliki masa simpan stabil, fleksibel untuk dikonsumsi serta makanan ringan dengan kandungan tinggi protein,” lanjut Meyers.
Bar protein tumbuh sebesar 37% dari total produk bar di pasar Amerika Serikat. Tingkat kandungan protein pada produk bar di Amerika terbagi menjadi tiga kategori segmentasi yakni di tingkat kurang dari 10%, 10-19%, serta lebih dari 20%. Pertumbuhan paling cepat dimiliki oleh produk bar dengan kandungan lebih dari 10%.
Di Asia Pasifik, konsumsi bar tinggi protein ini juga tidak kalah menariknya dengan Amerika Serikat. Hampir 1/3 dari makanan ringan yang dirilis di wilayah Asia Pasifik tahun lalu, memiliki karakteristik dengan klaim penambahan/tinggi protein. Data Mintel juga menunjukkan bahwa selain penambahan/tinggi protein, klaim lain yang diminati oleh konsumen Asia Pasifik adalah vegan, dengan penambahan/tinggi serat, rendah/pengurangan gula, serta klaim fungsional untuk Kesehatan pencernaan.
Pertimbangan Formulasi Produk Bar Protein
Merancang formulasi produk bar tinggi protein merupakan pekerjaan yang menantang sekaligus penuh dengan pertimbangan. Research Manager, Asia Pasific Glanbia Nutritionals, He Xiayou dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa untuk membuat sebuah bar yang baik diperlukan keseimbangan di seluruh aspek terkait. Aspek tersebut adalah cita rasa yang meliputi tingkat kekerasan, kemudahan dipotong, mouthfeel, kelembapan, kerenyahan, flavor hingga tipe produk bar.
Aspek lainnya yakni zat gizi di mana termasuk komponen protein, lemak, sirup, serat, pelapis, hingga vitamin dan mineral. Tidak lupa, aspek berikutnya yakni masa simpan yang meliputi proses pencokelatan hingga aktivitas air. “Paling penting dan mendasar adalah mengetahui preferensi konsumen terhadap produk bar yang diinginkan. Setelah itu, baru diformulasikan dengan tingkat keseimbangan, sesuai sehingga didapatkan produk akhir yang memenuhi seluruh aspek yang diinginkan,” tutur Xiayou.
Setiap bahan atau ingridien yang dipakai akan memiliki sifatnya masing-masing, pun termasuk protein, untuk itu pemahaman akan pengetahuan bahan juga sangat penting karena mempengaruhi profil dari produk akhir yang akan diproduksi.
Sumber : FoodReview Indonesia Vol XVI